ILMU UKUR TANAH
Ilmu Ukur
tanah adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan
dibawah tanah untuk berbagai keperluan seperti pemetakan dan penentuan posisi
relatif pada daerah yang relatif
sempit sehingga unsur kelengkungan permukaan bumi
dapat diabaikan.
Tujuan, cakupan, lingkup dan wahana
untuk penyajiannya berbeda-beda, oleh karena itu
pengetahuan mengenai surveying dapat
digolongkan dalam beberapa bidang studi,
yaitu :
a.
Survei
geodesi, meliputi penentuan bentuk dan ukuran bumi, medan grafitasi dan
pembuatan
jaringan kontrol pemetakan. Aktifitasnya dikembangkan hingga
beberapa
hal tentang astronomi dan penentuan posisi dengan satelit.
b.
Survei
permukaan tanah datar, meliputi pengukuran dalam area terbatas
sehingga
efek lengkungan permukaan bumi dapat diabaikan dan perhitungannya
dapat
langsung direferensikan pada bidang datar.
c.
Survei
topografi, pemetaan permukaan bumi, fisik, dan kenampakan hasil
budaya
manusia. Unsur relief di sajikan dalam garis kontur. Skala peta
antara
1:500-1:2500 dengan interval garis kontur antara 0,25-100 m. Peta
jenis ini
yang berskala lebih besar dari 1:2500 disebut peta tehnik, dan yang
tanpa garis
kontur disebut plan.
d.
Survei
kadaster, adalah pengukuran untuk menentukan posisi batas-batas
pemilik
tanah, pemetaan bidang-bidang tanah untuk pendaftaran hak atas
tanah,
dan untuk kepastian hukum pemilik tanah (setifikat tanah), serta
pemetaan
untuk Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
e.
Survei
rekayasa, mencakup pemetaan topografi skala besar sebagai dasar
dari
perencanaan dan desain rekayasa seperti jalan, jembatan, bangunan
gedung,
jalan layang, bendungan dan lain-lain.
f. Survei
tambang, mencakup tehnik-tehnik khusus yang diperlukan untuk
menentukan
posisi dan gambar proyeksi objek, baik di bawah tanah (dalam
tambang
bawah tanah) maupun di permukaan bumi (tambang terbuka).
g.
Survei
hidrografi, berkaitan dengan areal permukaan dan bawah air, terdiri dari
dua cabang,
yaitu survei lepas pantai dan survei dekat pantai.
h.
Survei
fotogrametri, meliputi aspek-aspek pengukuran dan pemetaan dari foto
udara dan
foto teristris (darat), tehnik pengindraan jauh dan interpretasi foto.
Subjeknya
meliputi : perencanaan, aspek fisik fotografi, peralatan, perpaduan
sistem,
analog dan analitis, pengindraan jauh, foto interpretasi, dan holografi.
i.
Survei
radargrametri, subjeknya sama dengan fotogrametri, yang berbeda
hanya
panjang gelombang yang digunakaan dan sensornya. Pada radar
grametri
menggunaakan gelombang mikro dengan sensor aktif.
JENIS – JENIS PETA.
Jenis-jenis peta dapat di
diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal sebagai berikut :
a. Atas dasar pengukurannya
• Peta teristris
• Peta Fotogrametris
• Peta radargrametris
• Peta vidiografis
• Peta satelit
b. Atas dasar skala peta
• Peta skala kecil ( < 1 : 250.000
)
• Peta skala menengah ( 1 : 50.000 – 1
: 250.000 )
• Peta skala besar ( 1 : 5.000 – 1 :
50.000 )
• Peta sangat besar / peta teknik (
> 1 : 1 : 5.000 )
c. Atas dasar isinya
• Peta umum ( topografi )
• Peta khusus ( tematik )
d. Atas dasar penyajiannya
• Peta garis, adalah peta yang
penyajiannya dalam bentuk garis dan
simbol-simbol tertentu
• Peta foto, adalah peta yang
penyajiannya dalam bentuk foto yang telah
direktifikasi sehingga skalanya
seragam dan dilengkapi dengan garis
kontur.
• Peta digital, adalah peta dalam
bentuk data digital, baik dalam bentuk
data vektor, raster atau kombinasi
keduanya. Hasil cetakan dari peta
digital pada dasarnya adalah peta
garis, apabila datanya dalam
bentuk vektor, ataupun peta foto jika
datanya dalam bentuk foto atau
citra.
e. Atas dasar hirarkhinya
• Peta manuskrip
• Peta dasar
• Peta induk
• Peta turunan.
SKALA PETA
Ukuran suatu titik di permukaan bumi
tidak mungkin sama besar dengan ukuran titik
tersebut di peta. Perbandingan antara
ukuran di permukaan bumi dan ukuran di peta
disebut skala peta.
Slaka peta dapat dinyatakan dalam
beberapa cara, antara lain :
a)
Angka
perbandingan, misal 1 : 1.000.000 menyatakan 1 cm di peta sama dengan
1.000.000
cm di permukaan bumi.
b)
Perbandingan
nilai, misal 1 cm untuk 15 km
c)
Skala
bar atau skala garis, garis digambarkan dalam peta dibagi-bagi dalam
interval
yang sama, setiap interval menyatakan besaran panjang yang tertentu.
Pada ujung
yang lain, biasanya dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil
dengan
tujuan agar pembaca peta dapat mengukur panjang lebih teliti.
PROSES PEMETAKAN TERISTRIS
Pemetakan teristris adalah proses
pemetakan yang pengukurannya langsung dilakukan
di permukaan bumi dengan peralatan
tertentu. Teknik pemetakan mengalami
perkembangan sesuai denga perkembangan
ilmu dan teknologi.
Dengan perkembangan peralatan ukur
tanah secara elektronik, maka proses pengukuran
menjadi semakin cepat dengan
ketelitian yang tinggi, dan dengan dukungan komputer
langkah dan proses perhitungan menjadi
semakin mudah dan cepat serta
penggambarannya dapat dilakukan secara
otomatis.
Demikian pula dengan wahana, mempunyai
kelebihan dan kekurangannya masingmasing.
Sehingga pemilihannya sangat
tergantung dari tujuan pemetakan, tingkat
kerincian obyek yang harus disajikan,
serta cakupan wilayah yang akan dipetakan.
Adapun pemetakan secara teristrus
dapat digambarkan seperti :
·
pemetakan
teristris
·
pengukuran
lapangan
·
perhitungan
data ( X,Y,Z)
·
penggambaran
kerangka peta
detail
PETA
Metode / teori
Peralatan
macam ukuran
jenis ukuran
tingkat ketelitian