Wednesday, 4 March 2015

PENDAHULUAN

ILMU UKUR TANAH

Ilmu Ukur tanah adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan dibawah tanah untuk berbagai keperluan seperti pemetakan dan penentuan posisi
relatif pada daerah yang relatif sempit sehingga unsur kelengkungan permukaan bumi
dapat diabaikan.

Tujuan, cakupan, lingkup dan wahana untuk penyajiannya berbeda-beda, oleh karena itu
pengetahuan mengenai surveying dapat digolongkan dalam beberapa bidang studi,
yaitu :
             a.    Survei geodesi, meliputi penentuan bentuk dan ukuran bumi, medan grafitasi dan
pembuatan jaringan kontrol pemetakan. Aktifitasnya dikembangkan hingga
beberapa hal tentang astronomi dan penentuan posisi dengan satelit.

             b.    Survei permukaan tanah datar, meliputi pengukuran dalam area terbatas
sehingga efek lengkungan permukaan bumi dapat diabaikan dan perhitungannya
dapat langsung direferensikan pada bidang datar.

            c.    Survei topografi, pemetaan permukaan bumi, fisik, dan kenampakan hasil
budaya manusia. Unsur relief di sajikan dalam garis kontur. Skala peta
antara 1:500-1:2500 dengan interval garis kontur antara 0,25-100 m. Peta
jenis ini yang berskala lebih besar dari 1:2500 disebut peta tehnik, dan yang
tanpa garis kontur disebut plan.

            d.    Survei kadaster, adalah pengukuran untuk menentukan posisi batas-batas
pemilik tanah, pemetaan bidang-bidang tanah untuk pendaftaran hak atas
tanah, dan untuk kepastian hukum pemilik tanah (setifikat tanah), serta
pemetaan untuk Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

             e.    Survei rekayasa, mencakup pemetaan topografi skala besar sebagai dasar
dari perencanaan dan desain rekayasa seperti jalan, jembatan, bangunan
gedung, jalan layang, bendungan dan lain-lain.

             f.    Survei tambang, mencakup tehnik-tehnik khusus yang diperlukan untuk
menentukan posisi dan gambar proyeksi objek, baik di bawah tanah (dalam
tambang bawah tanah) maupun di permukaan bumi (tambang terbuka).

             g.    Survei hidrografi, berkaitan dengan areal permukaan dan bawah air, terdiri dari
dua cabang, yaitu survei lepas pantai dan survei dekat pantai.

             h.    Survei fotogrametri, meliputi aspek-aspek pengukuran dan pemetaan dari foto
udara dan foto teristris (darat), tehnik pengindraan jauh dan interpretasi foto.
Subjeknya meliputi : perencanaan, aspek fisik fotografi, peralatan, perpaduan
sistem, analog dan analitis, pengindraan jauh, foto interpretasi, dan holografi.

              i.      Survei radargrametri, subjeknya sama dengan fotogrametri, yang berbeda
hanya panjang gelombang yang digunakaan dan sensornya. Pada radar
grametri menggunaakan gelombang mikro dengan sensor aktif.

JENIS – JENIS PETA.

Jenis-jenis peta dapat di diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal sebagai berikut :
a. Atas dasar pengukurannya
• Peta teristris
• Peta Fotogrametris
• Peta radargrametris
• Peta vidiografis
• Peta satelit
b. Atas dasar skala peta
• Peta skala kecil ( < 1 : 250.000 )
• Peta skala menengah ( 1 : 50.000 – 1 : 250.000 )
• Peta skala besar ( 1 : 5.000 – 1 : 50.000 )
• Peta sangat besar / peta teknik ( > 1 : 1 : 5.000 )
c. Atas dasar isinya
• Peta umum ( topografi )
• Peta khusus ( tematik )
d. Atas dasar penyajiannya
• Peta garis, adalah peta yang penyajiannya dalam bentuk garis dan
simbol-simbol tertentu
• Peta foto, adalah peta yang penyajiannya dalam bentuk foto yang telah
direktifikasi sehingga skalanya seragam dan dilengkapi dengan garis
kontur.
• Peta digital, adalah peta dalam bentuk data digital, baik dalam bentuk
data vektor, raster atau kombinasi keduanya. Hasil cetakan dari peta
digital pada dasarnya adalah peta garis, apabila datanya dalam
bentuk vektor, ataupun peta foto jika datanya dalam bentuk foto atau
citra.
e. Atas dasar hirarkhinya
• Peta manuskrip
• Peta dasar
• Peta induk
• Peta turunan.

SKALA PETA

Ukuran suatu titik di permukaan bumi tidak mungkin sama besar dengan ukuran titik
tersebut di peta. Perbandingan antara ukuran di permukaan bumi dan ukuran di peta
disebut skala peta.
Slaka peta dapat dinyatakan dalam beberapa cara, antara lain :
             a)    Angka perbandingan, misal 1 : 1.000.000 menyatakan 1 cm di peta sama dengan
1.000.000 cm di permukaan bumi.
             b)    Perbandingan nilai, misal 1 cm untuk 15 km
             c)    Skala bar atau skala garis, garis digambarkan dalam peta dibagi-bagi dalam
interval yang sama, setiap interval menyatakan besaran panjang yang tertentu.
Pada ujung yang lain, biasanya dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil
dengan tujuan agar pembaca peta dapat mengukur panjang lebih teliti.

PROSES PEMETAKAN TERISTRIS

Pemetakan teristris adalah proses pemetakan yang pengukurannya langsung dilakukan
di permukaan bumi dengan peralatan tertentu. Teknik pemetakan mengalami
perkembangan sesuai denga perkembangan ilmu dan teknologi.
Dengan perkembangan peralatan ukur tanah secara elektronik, maka proses pengukuran
menjadi semakin cepat dengan ketelitian yang tinggi, dan dengan dukungan komputer
langkah dan proses perhitungan menjadi semakin mudah dan cepat serta
penggambarannya dapat dilakukan secara otomatis.
Demikian pula dengan wahana, mempunyai kelebihan dan kekurangannya masingmasing.
Sehingga pemilihannya sangat tergantung dari tujuan pemetakan, tingkat
kerincian obyek yang harus disajikan, serta cakupan wilayah yang akan dipetakan.
Adapun pemetakan secara teristrus dapat digambarkan seperti :

·         pemetakan teristris
·         pengukuran lapangan
·         perhitungan data ( X,Y,Z)
·         penggambaran
kerangka peta
detail 
PETA
Metode / teori
Peralatan
macam ukuran 
jenis ukuran
tingkat ketelitian

1 comment: