Bandar udara dibagi menjadi 2
( dua ) bagian utama yaitu :
1 AIR SIDE
Adalah meliputi Runway,
Taxiway, Apron dan elemen-elemen penunjang lainnya bagi pesawat selama
pendaratan maupun tinggal landas.
1.1 RUNWAY (LANDASAN PACU)
Runway adalah Area yang dipergunakan
untuk take-off dan landing pesawat terbang yang sedang
beroperasi, Jumlahnya tergantung dari volume lalu lintas yang dilayani oleh Lapngan
terbang yang bersangkutan dan Orientasinya tergantung kepada antara lain oleh
luas lahan yang tersedia untuk pengembangan lapangan terbang dan arah angin
dominan yang bertiup.
A. KONFIGURASI RUNWAY
- Runway tunggal
Merupakan konfigurasi yang paling sederhana dan
mempunyai kapasitas berkisar antara 50 – 100 operasi perjam pada kondisi VFR
dan 50 – 70 operasi perjam pada kondisi IFR. Kapasitasnya dipengaruhi oleh
komposisi campuran pesawat terbang dan alat-alat bantu navigasi yang tersedia
- Runway sejajar
Terdiri atas dua atau lebih Runway yang mempunyai
orientasi sama, kebanyakan dua Runway sejajar hanya sedikit beberapa lapngan
terbang yang mempunyai tiga Runway sejajar didunia, sedangkan untuk yang empat
atau lima
Runway sejajar belum ada.
Kapasitas Runway sejajar tergantung pada jumlah
runway dan jarak diantaranya. Jarak antar dua Runway digolongkan dalam jarak yang
rapat. menengah dan renggang
Jarak pemisah antara Runway
sejajar sangat bervariasi, seperti terlihat pada tabel
Tabel : Klasifikasi Jarak Pemisah Runway
sejajar
Code Number
|
Konstanta
|
700 – 2500
|
Dekat
|
2500 – 4300
|
Sedang
|
3
|
15.000
|
≥ 4300
|
Renggang
|
Kapasitas Runway sejajar dapat
bervariasi antara 100 hingga operasi per jam pada kondisi VFR, bergantung pada komposisi
pesawat terbang. Pada kondisi IFR kapasitas Runway sejajar Dekat antara 50 – 60
operasi perjam, dan kapasitas Runway sejajar Renggang antara 100 – 125 operasi
perjam bergantung pada komposisi campuran pesawat terbang
Kadang-kadang posisi Runway sejajar dibuat tidak
satu garis tetapi agak bergeser
- Runway berpotongan
Runway berpotongan ini diperlukan apabila terdapat angin yang
relative kuat ( prevalling Wind )
bertiup lebih dari satu arah, sehingga mengakibatkan angin sisi ( Cross Wind
) yang terjadi berlebihan dan lebih besar daripada Presmisible Crosswind, serta akan berbahaya apabila dibuat hanya
satu Runway saja. Kapasitas dua Runway tergantung pada letak
perpotongannya (misal ditengah atau dekat ujung), makin jauh letak titik potong
dari ujung lepas landas Runway dan
ambang pendaratan ( threshold )
kapasitasnya semakin rendah.
Bila angin yang bertiup sangat kuat maka ada kemungkinan
hanya satu Runway yang dapat dioperasikan, sebaliknya bila tidak kuat maka
kedua Runway dapat dipergunakan.
- Runway – V terbuka
Adalah Runway
yang terbentu dengan arah yang memencar ( divergen
) tetapi tidak berpotongan. Dioperasikan bila pada angin yang bertiup dari satu
arah tertentu menghasilkan Crosswing
pada salah satu Runway yang lebih
besar daripada Permessible Crosswind, bial
angina bertiup lemah maka kedua Runway dapat dipergunakan
B. KARAKTERISTIK RUNWAY
Karakteristik Runway
pada dasarnya terdiri dari :
- Struktur perkerasan,
untuk menahan beban pesawat secara langsung.
- Bahu disamping kiri-kanan perkerasan, untuk menahan erosi yang
ditimbulkan oleh adanya Jet-blast ,
dan juga untuk mengakomodasikan lalu lintas peralatan bagi pesawat dan
pengontrolan
- Strip Runway, yang mencakup
perkerasan, bahu dan daerah diluar itu yang diratakan dan diatur
drinasenya. Areal ini harus
mampu menahan jika ada pesawat yang tergelincir
- Blast pad, yaitu untuk menahan erosi permukaan
disekitar ujung Runway akibat
adanya Jet-blast, bentuknya
dapat dengan perkerasan atau dengan rumput biasa
- Runway end safety area yaitu daerah yang sengaja dikosongkan untuk
menghindari kecelakaan pada saat pesawat melakukan pendaratan Over-shooting
- Stopway, yaitu daerah tambahan diujung Runway yang
diperkeras dan harus mampu menahan beban pesawat yang berhenti
7. Clearway, adalah areal diujung Bandar udara yang tidak
mempunyai struktur perkerasan dan dibawah pengawasan pengelola Bandar udara dan
digunakan hanya apabila dalam keadaan darurat
C. PERENCANAAN RUNWAY
a. Klasifikasi
Lapangan terbang
Berhubungan dengan lebar
bentangan sayap (Wing span) dan jarak tepi luar roda-roda pendaratan (Outer
main gear wheel span) Untuk menetapkan Standar perencanaan suatu
Lapangan terbang, International Civil Aviation Organization (ICAO) menetapkan Aerodrome Reference Code
suatu llapangan terbang. Dengan sistim klasifikasi ini suatu lapangan terbang
akan mempunyai Reference Code yang terdiri atas Code Number (kode angka)
dan Code
Letter (kode huruf). Code Number
yang digunakan terdiri atas angka 1 sampai dengan 4, dimana angka ini
berhubungan dengan panjang Runway pada
kondisi standar (Aeroplane Reference Field Length) sedangkan Code letter yang
digunakan adalah A sampai dengan E, dimana huruf-huruf ini berhubungan dengan
lebar bentangan sayap ( Wing Span ) dan jarak tepi luar roda pendaratan ( Outer
main gear wheel span )
Tabel : Klasifikasi Lapangan Terbang
Code Number
|
Aeroplane
Reference Field Length (ARFL)
(L0)
|
Code
Letter
|
Lebar
Bentangan Sayap
(B1)
|
Jarak Tepi Luar Roda-roda Pendaratan (B2)
|
1
|
L0 < 800 m
|
A
|
B1< 15 m
|
B2 < 4,5 m
|
2
|
800 m < L0 <
1200 m
|
B
|
15 m<B1<24
m
|
4,5 m<B2<
6 m
|
3
|
800 m < L0 <
1200 m
|
C
|
24 m<B2<36
m
|
6 m< B2< 9
m
|
4
|
800 m < L0 <
1200 m
|
D
|
36 m<B2<52
m
|
9 m<B2<14
m
|
E
|
52 m<B2<60
m
|
9 m<B2<14
m
|
Aeroplane Reference Code yang dipilih dipengaruhi Karakteristik pesawat
terbang rencana yang dilayani lapangan terbang tersebut
Aeroplane Reference Field Length (ARFL) adalah Panjang Field Length minimum yang diperlukan
oleh pesawat terbang untuk dapat Take Off
dengan maksimum Take of Weight, dimana
kondisi lapangan terbang adalah Mean Sea
Level (MSL), pada kondisi atmosfir standar Runwaynya tidak mempunyai kelandaian (Zero Runway Slope) serta tidak ada angin. Code Number dipengaruhi
oleh bentangan sayap atau jarak tepi luar roda-roda pendaratan. Sebagi contoh
bila bentangan sayap berhubungan dengan Code Letter C sedangkan jarak tepi luar
roda-roda pendratanberhubungan dengan Code Letter D maka yang harus dipilih
adalah D
b. Koreksi Panjang Runway / Landas`Pacu
Untuk mendapatkan panjang
Runway aktual untuk Take Off, ARFL
perlu dikoreksi akibat pengaruh kondisi lingkungan misalnya Elevasi, temperatur
dan kelandaian Runway.
·
Makin tinggi suatu tempat, makin berkurang kepadatan (density) udara ditempat tersebut.
Karena itu untuk mendapatkan Gaya angkat yang memadai pada daerah tersebut
pesawat terbang harus bergerak lebih cepat. Akibatnya Runway yang diperlukan harus lebih panjang dengan koreksi bahwa ARFL harus diperpanjang untuk setiap
kenaikan sebesar 300 m (1000 ft) dari Mean
Sea Level (MSL)
·
Makin tinggi suatu temperatur akan mengurangi kapadatan
udara, karena itu makin tinggi Airport
Reference Temperature (ART) akan makin panjang Runway yang diperlukan dan ARFL yang telah dikoreksi Runway akibat
pengaruh elevasi akan dikoreksi lagi akibat pengaruh temperatur. Panjang yang
telah dikoreksi harus diperpanjang 1 % untuk setiap derajat celsius naiknya ART
terhadap temperatur standar lapangan terbang tersebut
·
Setiap panjang Runway
yang dibutuhkan untuk Take Off harus
dikoreksi terhadap kelandaian memanjang Runway.
Untuk itu digunakan Effective Gradient,
yaitu Rasio antara selisih tinggi dan titik terendah pada Runway terhadap
panjang Runwaynya. Untuk setiap 1 % Effective
Gradient, Runway harus diperpanjang 1 %
a.
Orientasi Runway
Orientasi Runway
dibuat dengan arah sedemikian rupa sehingga pesawat terbang dapat didaratkan
sekurang-kurangnya 95 % dari waktu dengan komponen Cross wind ( angin samping ) 20 knot ( 23 mph ) untuik Runway klas A dan B, 13 knot ( 15 mph )
untuk Runway klas C dan 10 knot utnuk
Runway klas D dan E. setelah maximum cross wind component dipilih sesuai
dengan kelas Runway yang dibangun
maka diperlukan data mengenai arah angin dan kecepatannya selama kurun waktu
yang lama dilokasi untuk menentukan orientasi Runway bedasar arah angin.
·
Data angin
Gerak pesawat terbang baik
untuk Take Off atau Landing diusahakan untuk melawan Arah
pergerakan angin, atau dengan kata lain menuju datangnya arah angin. Karena itu
Runway disuatu lapangan terbang harus
terletak sedemikian rupa sehingga searah atau mendekati arah angin yang dominan
(Prevalling Wind) di lapangan terbang
tersebut yang didapat dari BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
·
Permissible
Crosswind
Tidak selamanya arah angin bertiup sejajar denag
arah Runway. Angin yang bertiup pada saat pesawat Take Off atau Landing
harus diuraikan menjadi Komponen yang sejajar dengan arah gerak pesawat dan
Komponen yang tegak lurus arah gerak pesawat. Komponen yang sejajar dan
berlawanan arah gerak pesawat disebut Headwind,
sedangkan yang tegaklurus disebut Crosswind.
Agar pesawat dapat bermanuver dengan aman, Crosswind tidak boleh terlalu besar
Maksimum Crosswind agar aman disebut dengan Permissible
Crosswind
Tabel : Permissible Crosswind
ARFL
(m)
|
Permissible Crosswind
|
< 1200
|
10 knots (11,5 mph)
|
1200 - 1500
|
13 knots (15 mph)
|
≥ 1500
|
20 knots (23 mph)
|
·
Usability
Pada saat angin bertiup dengan Crosswind yang lebih besar dari pada Permissible Crosswind suatu
pesawat terbang, maka pada saat itu pesawat tidak diperkenankan untuk terbang
dan Runway tidak dapat dipergunakan,
hal ini akan mengakibatkan kerugian Pengelola lapangan terbang maupun
Perusahaan penerbangan, sehingga arah Runway
harus dibuat mendekati arah angin yang dominan.
Probabilitas / kemungkinan suatu Runway dapat beroperasi, karena Crosswind yang bertiup lebih kecil
daripada Permissible Crosswind
dinamakan Usability Runway tersebut.
Makin besar Usability suatu Runway makin besar pula Probabilitas Runway tersebut dapat dipergunakan
(karena Crosswind < Permissiblewind).
ICAO mengisyaratkan suatu lapangan terbang mempunyai
Usability minimal 95 %, jika kurang
dari angka itu maka diperlukan Runway
tambahan yang tidak harus sejajar dengan arah Runway yang ada
·
Penomoran Runway
Nomor Runway berhubungan dengan dengan arah (orientasi) Runway tersebut. Nomor Runway dituliskan diujung-ujung Runway dan harus dapat dibaca oleh pilot
pesawat terbang pada saat akan Landing, sehubungan dengan arah angin yang
bertiup
·
Geometri Runway
Persyaratan lebar Runway minimum dapat dilihatpada tabel sbb:
Tabel :
Lebar minimum Runway (meter)
Code Number
|
Code Letter
|
|||
A
|
B
|
C
|
D
|
|
1
|
1,8
|
18
|
23
|
-
|
2
|
23
|
23
|
30
|
-
|
3
|
30
|
30
|
30
|
-
|
4
|
-
|
-
|
45
|
45
|
Runway perlu diberikan kemiringan melintang agar air
hujan yang jatuh dipermukaan dapat cepat mengalir. Besarnya kemiringan yang direkomendasikan ICAO dapat
dilihat pada tabel sbb :
Tabel : Kemiringan Melintang Runway
Code Number
|
Kemiringan
melintang
|
A
|
2 %
|
B
|
2 %
|
C
|
1,5 %
|
D
|
1,5 %
|
E
|
1,5 %
|
Runway dengan Code Letter D dan E yang lebarnya kurang
dari 60 meter harus diberi bahu dikanan - kiri (Runway Shoulder), sehingga lebar minimum total Runway termasuk bahunya adalah 60 meter, kemiringan bahu adalah 2,5
%. Runway terletak pada suatu area
yang disebut Area Strip yang
dimaksudkan untuk :
1.
Memperkecil
resiko kerusakan pada pesawat terbang bila pesawat terbang terpaksa harus
keluar dari Runway
2.
Melindungi
pesawat yang meluncur diatasnya pada saat Take
Off maupun Landing
Tabel : Panjang Runway Strip (meter)
Code Number
|
Panjang
Strip
|
1
|
60 (instrument)
30 (non – instrument)
|
2
|
60
|
3
|
60
|
4
|
60
|
Tabel : Lebar Runway Strip (meter)
Code Number
|
Panjang
Strip
|
1. Non – instrument
Instrument
|
30
75
|
2.
Non – instrument
Instrument
|
40
75
|
3 & 4. Non instrument
Instrument
|
75
150
|
Biasanya 3 meter terluar dari Runway Strip diberi
kemiringan melintang yang lebih besar (5%) agar air dapat mengalir dengan cepat
(drainase)
Tabel : Kemiringan Melintang Runway Strip
Code Letter
|
Kemiringan melintang
|
1
|
3 %
|
2
|
3 %
|
3
|
2,5 %
|
4
|
2,5 %
|
Runway datar (Level Runway) lebih disukai,tetapi
kondisi Topografi sering tidak memungkinkan membuat Runway yang datar sehingga
Runway harus mempunyai perubahan kelandaian (Longitudinal Slope)
Tabel : Kelandaian Runway
Code Number
|
Maximum Average Longitudinal Slope
|
Maximum
Slope in Any Portion of Runway
|
Maximum
Longitudinal Slope Change
|
Transition
from One Slope to Another
|
Minimum
Radius
(Curve)
|
1
|
2 %
|
2 %
|
2 %
|
0,4 % per 30 m
|
7500 m
|
2
|
2 %
|
2 %
|
2 %
|
0,4 % per 30 m
|
7500 m
|
3
|
1 %
|
1,5 % (a)
|
1,5 %
|
0,2 % per 30 m
|
1500 m
|
4
|
1 %
|
1,25 % (b)
|
1,5 %
|
0,1 % per 30 m
|
3000 m
|
Catatan :
a. Kelandaian
pada seperempat panjang pertama dan seperempat panjang terakhir Runway yang termasuk Precisiion Appproach dengan kategori II
dan III tidak boleh melebihi 0,8 %
b. Kelandaian pada seperempat panjang pertama dan
seperempat panjang terakhir Runway tidak
boleh melebihi 0,8 %
Jarak antara dua titik tempat terjadi perubahan kelandaian
tidak boleh kurang 45 m
2.1.2 TAXIWAY
A. Tata Letak Taxiway
Adalah yaitu jalur yang menghubungkan antara Runway dan Apron dengan fungsi utama adalah sebagai jalan keluar masuk pesawat
dari Runway ke bangunan terminal dan sebaliknya atau dari Runway ke Hanggar pemeliharaan yang dipersiapkan dimana pesawat
terbang dapat bergerak dipermukaan bumi (taxiing)
dari satu tempat ketempat lain dilapangan terbang Taxiway diatur sedemikian hingga pesawat yang baru mendarat tidak
mengganggu pesawat lain yang siap menuju ujung lepas landas.
B. Geometri Taxiway
agar Lebar Taxiway
dipengaruhi oleh Code Letter, dan
untuk beberapa jenis pesawat terbang tertentu dipengaruhi oleh Wheelbase dan lebar main gear. Tujuan penentuan lebar minimumTaxiway dengan memperhatikan Wheelbase
atau lebar Main gear dimaksudkan roda Main gear tidak keluar dari perkerasan
di tikungan.
Tabel : Lebar Minimum Taxiway
Code Letter
|
Lebar
|
Keterangan
|
A
|
7,5
|
-
|
B
|
10,5
|
-
|
C
|
15
18
|
Untuk pesawat terbang dengan Wheelbase < 18 m
Untuk pesawat terbang dengan Wheelbase ≥ 18 m
|
D
|
18
23
|
Untuk pesawat terbang denagn Outer Main gear
Wheelspan< 9 m
Untuk pesawat terbang dengan w outer
|
E
|
23
|
-
|
Lebar minimum Taxiway
lebih kecil dengan lebar minimum Runway dengan Code Letter yang sama, karena diatas Taxiway pesawat terbang bergerak dengan kecepatan yang lebih rendah
sehingga pilot dapat lebih mudah untuk mengusahakan agar Nose gear tetap di sumbu Runway.
Taxiway juga diberi kemiringan
melintang agar dapat meninggalkan Taxiway
tersebut
Tabel : Kelandaian dan
Kemiringan melintang Taxiway
Code Letter
|
Kelandaian
|
Kemiringan
|
A
|
3 %
|
2 %
|
B
|
3 %
|
2 %
|
C
|
1,5 %
|
1,5 %
|
D
|
1,5 %
|
1,5 %
|
E
|
1,5 %
|
1,5 %
|
C. Taxiway berdasarkan letaknya :
·
Entrance Taxiway
Adalah Taxiway
yang terletak diujung Runway sebagai jalan masuk pesawat terbang yang akan
menuju Runway, disini juga dapat
berfungsi sebagai Exit Taxiway
terakhir untuk pendaratan yang berawal dari ujung Runway yang lain bila digunakan Runway
operasi dua arah
·
Exit Taxiway
Adalah Taxiway
yang berfungsi untuk memperpendek masa penggunaan Runway pada saat pendaratan pesawat di Runway,sudut beliknya sekitar 30o – 45o .
Penetuan letaknya tergantung pada komposisi pesawat yang dilayani, jumlah,
kecepatan dan perlambatan pesawat, jumlahnya direncanakan mampu mengakomodasi lalu
lintas pergerakan pesawat pada jam puncak
A.
Parallel Taxiway
Adalah Taxiway
yang sejajar dengan Runway dan
menghubungkan Taxiway biasa dengan Apron, yang panjangnya sama maupun
kurang dari panjang Runway
B.
Apron Taxiway
Adalah Taxiway yang terletak didekat Apron yang
dibedakan atas dua jenis yaitu : yang terletak dekat Apron sebagai jalan pintas
pesawat dari Apron ketempat pesawat akan diparkir dan Taxilane yaitu bagian
dari Apron yang diperuntukkan bagi jalan hubung ke areal parkir.
C.
Cross Taxiway
Adalah Taxiway
yang berfungsi untuk menghubungkan 2 ( dua ) Runway yang berdekatan sehingga pemanfaatan kedua Runway dapat dilakukan secara optimal.
Jenis Taxiway ini biasanya baru diadakan jika memang ada dua Runway sejajar
1.3 APRON
Adalah sarana parkir / menyimpan pesawat yang posisinya terletak
diantara Bangunan terminal dan Taxiway
yang dimaksudkan untuk menempatkan pesawat terbang agar cepat memuat dan
menurunkan penumpang, angkutan surat, barang atau kargo, kegiatan pemeliharaan
pesawat, melayani arus pesawat ke dan dari pintu dan arus peralatan yang
melayani pesawat didarat. Sehubungan dengan efisiensi dari Bandara, adalah sangat
penting untuk menempatkan Apron dengan
bangunan terminal. Dibuat cukup luas sehingga bila pesawat yang tidak melakukan
proses llepas landas pesawt lain dapat menyalipnya. Posisi parkir pesawat
terbang di terminal disebut Aircraft
stand
·
Luas Area Apron
Dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
a.
Ukuran dan karakteristik manuver pesawat terbang
b. Volume lalu litas di Apron
c. Persyaratan ruang bebas
d. Cara pengaturan Aircraft
stand
e. Bentuk (lay
out)
f. Persayaratan
bagi aktivitas fasilitas pendukung (Aircraft
ground activity)
g. Taxiway dan jalan-jalan lain (service road)
·
Tipe Apron :
A. Apron Cargo
Adalah Apron yang berdekatan dengan gedung kargo
utnuk melayani pesawat-pesawat yang khusus mengangkut kargo dan dialokasikan
areal yang cukup luas untuk mengakomodasi sebanyak mungkin pesawat-pesawat yang
diparkir
- Apron Terminal
Adalah Apron
yang diperuntukkan bagi manufer pesawat dan juga parkir pesawat dekat terminal,
dan areal ini merupakan daerah dimana penumpang dapat naik turun pesawat. Areal ini juga dilengkapi
dengan fasilitas pengisian bahan baker ataupun fasilitas perawatan kecil
- Apron Parkir
Kadang suatu bandara memerlukan Apron parkir yang agak terpisah, disini
pesawat dapat parkir dalam waktu yang lebih lama, digunakan selama Crew pesawat
beristirahat atau karena diperlukan perbaikan kecil terhadap pesawat.
- Apron
Hanggar dan Apron Service
Adalah areal didekat hangar perbaikan yang
digunakan untuk perbaikan ringan. Sedangkan Apron
hangar adalah areal tempat dimana pesawat masuk keluar hangar
- Isolated Apron
Adalah Apron yang diperuntukkan pesawat-pesawat
yang perlu diamankan, misalnya yang dicurigai membawa bahan peledak, lokasinya
agak diletakkan jauh dari Apron biasa ataupun dari Bandar udara dan bangunannya.
·
APRON UTILITY
Instalasi-instalasi tetap harus ada pada Apron
untuk melayani pesawat diposisi parkirnya, fasilitas-fasilitas tersebut adalah
:
- Pengisian Bahan bakar
pesawat
Disini dilakukan oleh Truck tangki, untuk Bandara
yang besar pengisian dengan sistim pipa. Keuntungan dengan Truck adalah bahwa
pesawat dapat diisi diposisi manapun pada Apron, jumlah Truck dapat disesuaikan
dengan kebutuhan akan tetapi juga mempunyai kelemahan terutama untuk pengisian
pesawat-pesawat besar yang sampai 8000 liter untuk pesawat Boeing 747-100
sehingga harus disiapkan Truck dalam jumlah yang banyak sehingga mengganggu
lalu lintas penumpang dan kemungkinan adanya bahaya kebakaran.
- Tenaga Listrik
Tenaga listrik dibutuhkan untuk melayani pesawat
selama mesin bekerja, bahkan juga sering diperlukan tenaga listrik eksternal
utnuk menghidupkan mesin.
- Fasilitas Grounding
Pesawat
Fasilitas hubungan tanah harus disediakan di Apron
utnuk melindungi pesawat dan truck tangki.
- Penandaan dan Penerangan
Apron
Disini sangat penting penerangan dengan lokasi yang ditinggikan dan
diletakkan pada daerah yang sedemikian rupa sehingga memberikan penerangan yang
merata kepada daerah Apron agar dalam melayani pesawat dapat terjangkau sampai
agak jauh.
1.4 Konfigurasi Parkir
Pesawat
Konfigurasi parkir pesawat berhubungan dengan bagaimana
pesawat ditempatkan berkenaan dengan gedung terminal dan manuver pesawat cara
masuk dan keluar Taxiway, hal ini sangat penting yang mempengaruhi posisi
parkir pesawat, utnuk itu mempengaruhi luas daerah Apron. Pesawat dapat
ditempatkan dengan berbagai sudut terhadap gedung terminal dan dapat keluar
masuk Taxiway dengan kekuatan sendiri atau dengan bantuan alat pendorong /
penarik
Berbagai bentuk Konfigrasi Parkir pesawat :
- Konfigurasi Parkir
Hidung Kedalam / Pesawat mengarah ke Terminal
·
Disini pesawat diparkir tegak lurus gedung terminal
dengan hidung berjarak sedekat mungkin.
·
Memudahkan penumpang naik pesawat karena letaknya yang
dekat dengan Terminal
·
Tidak menimbulkan suara bising yang menimpa bangunan
terminal
·
Harus menyediakan alat pendorong pesawat utnuk
memungkinkan pesawat bergerak dengan kekuatan mesin sendiri
- Konfigurasi Parkir Hidung
kedalam besudut / mengarah
kedalam tapi bersudut
·
Disini sama dengan konfigurasi diatas tetapi pesawat tidak
diparkir tegak lurus gedung terminal
·
Disini menimbulkan
polusi suara yang lebih tinggi dan memerlukan luas Taxiway yang lebih luas.
·
Keuntungannya adalah pesawat dapat memasuki dan keluar
dari Taxiway dengan kekuatan sendiri
C. Konfigurasi Parkir Hidung keluar bersudut ?
Pesawat mengarah keluar
·
Disini pesawat diparkir dengan hidung yang menjauhi
Terminal
·
Keuntungannya disini adalah pesawat dapat memasuki atau
keluar dari Taxiway dengan kekuatan mesin sendiri,
·
Kerugiannya adalah menimbulkan kebisingan suara yang
lebih tinggi.
- Konfigurasi Parkir Sejajar ( Paralel )
- Konfigurasi
ini adalah yang paling mudah dipandang dari sudut manuver pesawat,
- Kebisingan dikurangi karena tidak diperlukan gerakan memutar yang tajam
2 LAND SIDE
2.1 AREAL TERMINAL
A. Fungsi utama terminal
adalah :
·
Pertukaran moda
Perjalanan udara merupakan perjalanan campuran
berbagai moda yaitu mencakup perjalanan akses darat dan dilanjutkan dengan
perjalanan udara, dalam hal ini tidak banyak perjalanan udaranya.
·
Pemrosesan perjalanan udara
Terminal adalah tempat untuk pengurusan perjalanan
udara diantaranya pembelian tiket, pendaftaran penumpang, loket pemeriksaan,
rumah makan, ruang tunggu, pelayanan taxi, telpon dsb.
·
Operator Bandar Udara
Disini berfungsi sebagai tempat penampungan yang
mengumpulkan penumpang secara kontinyu baik yang datang maupun yang pergi.
Perancangan bangunan terminal harus menyediakan daerah pelayanan terpisah untuk
menjaga kemacetan bagi penumpang dan barang, juga harus menyediakan kemudahan
sirkulasi penumpang baik yang naik maupun yang turun.
B.
Tujuan Perancangan Terminal
1) Penumpang dan pengantar / penjemput
2) Perusahaan penerbangan
3)
Operator
Bandara
Volume penumpang jauh lebih besar dibandingkan
dengan jumlah staf perusahaan dan staf Bandara selain perusahaan penerbangan
sendiri
Sedang tujuan perancangan terminal meliputi :
1.
Memaksimalkan
akomodasi penumpang.
2.
Memberikan pelayanan yang baik bagi perusahaan
penerbangan.
3.
Memberikan dukungan yang memadai bagi personil Bandar
udara walaupun dalam kondisi yang sangat sibuk.
C.
Fasilitas yang diperlukan di Terminal,
Terminal merupakan daerah pertemuan antara sisi
udara (Air side) dan sisi darat (Land side) daerah ini dilengkapi dengan
fasilitas-fasilitas untuk pemrosesan penumpang dan bagasi. Sistem ini merupakan
penghubung utama antara jalan masuk darat dengan pesawat.
Ada 3 (tiga) bagian utama yang perlu diperhatikan :
a)
Jalan Masuk ( Acces Interface
)
Daerah pertemuan jalan masuk
dimana penumpang naik turun ke bagian pemrosesan penumpang, sirkulasi, parkir
Fasilitas yang disediakan pada jalan masuk terdiri
dari parkir dan jalan penghubung yang memungkinkan penumpang, pengunjung dan
barang untuk masuk dan keluar terminal
Jalan masuk mempunyai fasilitas :
·
Peralatan
depan bagi penumpang untuk naik turun dari kendaraan yang menyediakan bongkar
muat baik kendaraan untuk menuju atau meninggalkan gedung terminal
·
Fasilitas parkir mobil yang menyediakan tempat parkir
untuk jangka pendek dan panjang
·
Pelataran parkir dan jaringan jalan umum serta jalan
bebas hambatan
·
Fasilitas untuk penyeberangan bagi pejalan kaki termasuk
terowongan, jembatan dan peralatan otomatis yang memberikan jalan masuk antara
fasilitas parkir dan terminal.
·
Jalan khusus bagi kendaraan pemadam kebakaran, truck
pengangkut bahan bakar, kantor pos dll yang menuju terminal
b)
Sistem Pemrosesan
Penumpang diproses dalam
persiapan untuk memulai atau mengakhiri suatu perjalanan melalui udara maupun
kegiatan-kegiatan utama dalam bagian ini adalah penjualan tiket, lapor masuk
bagasi, pengambilan bagasi, pemesanan tempat duduk, pelayanan pengawasan dan
keamanan.
Seperti dijelaskan bahwa Terminal digunakan untuk
memproses penumpang dan barang untuk menghubungkan pesawat dan model
trasportasi darat yang meliputi :
·
Penjualan tiket, lapor masuk bagasi, informasi
penerbangan
·
Fasilitas penumpang dan pengunjung, tempat perbaikan
truck, ruangan untuk menyiapkan makanan serta gudang bahan makanan dan
barang-barang lain yang merupakan daerah pelayanan umum
·
Lobi
untuk sirkulasi penumpang dan ruang tunggu bagi tamu
·
Pendaftaran
untuk memproses bagasi atau pilihan tempat duduk
·
Gerbang pemeriksaan dan pengawasan (kontrol imigrasi) bagi
penumpang yang baru datang dari penerbangan internasional
·
Bea cukai
( custom ) untuk masuk dan keluar
·
Pengecekan
keamanan
·
Pengambilan
bagasi
c. Kawasan
Penampungan (Holding)
·
Sebagian
besar waktu penumpang di Bandara dihabiskan diluar kawasan pemrosesan yaitu
pada saat penumpang menunggu sewaktu penumpang menunggu di kawasan penampungan
serta pada saat penumpang Bandara berada pada periode antara berbagai kegiatan
pemrosesan
·
Waktu
yang diperlukan
a) Ruang tunggu penumpang :
Umum, Keberangkatan dan Ruang tunggu disekitar gerbang-gerbang (gate lounge)
b) Kawasan pelayanan penumpang
: kamar cuci, telepon umum, kantor pos, informasi pertolongan pertama,
penyimpanan barang (storage), salon
kecantikan dan juga dapat mengakomodasi penumpang cacat (handicaped passenger)
c) Konsesi, bar, restoran,
novellis, toko bebas pajak, pemesanan hotel, bank / penukaran valuta asing,
asuransi, sewa mobil, mesin-mesin otomatis utnuk pelayanan
d) Lobi pengunjung dan anjungan termasuk
fasilitas VIP
b.
Sirkulasi terminal
Gerakan penumpang menggunakan
sistem sirkulasi internal yang mudah dicari dan diikuti dan mudah untuk
dinegosiasi. Sirkulasi internal dipenuhi dengan koridor, jalan penghubung dan Taxiway dan memerlukan fasilitas
menaikkan penumpang seperti tangga, jembatan belalai/garbarata dan mobil lounges
c.
Perusahaan penerbangan dan
fasilitas pendukung
a)
Kebutuhan perusahaan penerbangan
Perlu diperhatikan kebutuhan Perusahaan penerbangan
dan pekerja yang bekerja dikawasan terminal, fasilitas yang dimaksud adalah :
1) Kantor perusahaan penerbangan
2) Tempat penyimpanan gerobak
barang dan kursi roda
3) Kantor Manajemen Bandar udara
dan kantor untuk SATPAM
4) Kantor pemerintah dan kawasan
pendukung utnuk petugas Bea cukai, Imigrasi,
kesehatan, kontrol lalu lintas udara dan fasilitas istirahat personil
5) Sistem pemberitahuan umum,
rambu tanda petunjuk, informasi penerbangan
6) Kantor personil pemeliharaan
dan kawasan pendukung, penyimpanan, perawatan pemeliharaan
b) Pertimbangan-pertimbangan
Rancangan
Tujuan rancangan ini
mencakup :
1) Pengembangan dan penetapan ukuran untuk memenuhi
tujuan dari lapangan terbang yang dinyatakan dalam parameter-parameter yang
ditetapkan dalam rencana induk
2) Kemampuan untuk memenuhi
permintaan jangka panjang dan menengah
3) Kelayakan keuangan finansial
4) Memaksimalkan penggunaan
fasilitas-fasilitas yang ada
5) Pencapaian keseimbangan arus
lalu lintas diantaranya jalan masuk, terminal dan fasilitas lapangan terbang
selama jam puncak
6) Pertimbangan mengenai kepekaan
lingkungan pemeliharaan flesibilitas untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masa
depan
7) Kemampuan untuk memperkirakan
dan menerapkan perkembangan-perkembangan yang penting dalam teknologi masa
depan
d.
Proses Perencanaan Terminal
Pengembangan suatu terminal
dilakukan dalam suatu rangkaian langkah terpadu meliputi pengembangan konsep,
rencana skematis dan pengembangan rancangan. Fasilitas terminal dikembangkan
selaras dengan rencana pengembangan fasilitas sisi udara dengan
mempertimbangkan penggunaan lapangan terbang yang paling efektif, kemampuan
untuk memperluas fisik dan keluwesan operasional, keterpaduan dengan sistem
jalan masuk dan kesesuaian dengan tata guna lahan yang sudah direncanakan
disekitar lapangan terbang. Pada tahap penyusunan ditetapkan tujuan dan ruang
lingkup pekerjaan dasar pemikiran bagi awal penelaahan. Rancangan skematik menjabarkan
konsep dan hubungan fungsional ke dalam gambar-gambar denah yang menunjukkan ukuran
keseluruhan bentuk dan letak ruangan yang dibutuhkan untuk setiap fungsi.
Perkiraan biaya yang terinci disiapkan dalam rancangan skematik sehingga dapat
dibuat perbandingan antar kebutuhan ruangan dan biaya. Tahap ini merupakan
merupakan dasar bagi persiapan dokumen-dokumen konstruksi, proses permintaan
penawaran, pengerjaan dan pelaksanaan proyek akhir
g)
Konsep pengembangan
Lokasi Terminal sangat
ditentukan oleh proses perencanaannya, alternatf-alternatif
pertimbangan yang harus diperhatikan adalah :
a. Kemampuan untuk menangani
permintaan yang diharapkan
b. Kesesuaian dengan tipe
pesawat yang diharapkan
c. Keluwesan terhaap
pertambahan dan perubahan teknologi
d. Kesesuaian dengan rencana
induk Bandar udara keseluruhan
e. Kesesuaian dengan tata guna
lahan didalam dan disekitar Bandar udara
f. Kemunuran orientasi dan pemrosesan penumpang
g. Analisis rute-rute manuver pesawat dan
pertentangan-pertentangan yang mungkin terjadi pada sistem landas hubung dan
daerah Apron
h. Penundaan kendaraan darat, penumpang pesawat terbang
yang mungkin terjadi
i. Kelayakan
keuangan dan ekonomi
Ditetapkan Kriteria rancangan seperti :
a.
Biaya pemrosesan penumpang
b.
Jarak berjalan kaki untuk berbagai tipe penumpang
c.
Penundaan penumpang dalam pemrosesan
d.
Tingkat pengisian dan kemacetan
e.
Penundaan dan biaya manuver pesawat terbang
f.
Pemakaian bahan bakar pesawat terbang dalam melakukan
manuver dilapangan terbang antar Runway dan Terminal
g.
Biaya konstruksi
h.
Biaya-biaya administrasi, operasi dan pemeliharaan
i.
Sumber-sumber pendapatan yang potensial dan tingkat
pendapatan yang diharapkan dari setiap sumber
h) Pengembangan Konsep Terminal
Pemrosesan dilakukan secara
terpusat yang berarti seluruh fasilitas terdapat dalam satu gedung dan
digunakan memproses semua penumpang yang menggunakan gedung itu, hal ini akan
lebih ekonomis karena banyak fasilitas bersama dapat digunakan untuk melayani
sejumlah besar posisi (gate) ke
pesawat terbang. Terdapat 4 konsep distribusi horisontal dasar, dari
konsep-konsep dasar tersebut dapat dibuat berbagai kombinasi. Setiap konsep
dapat digunakan dengan tingkat pemusatan yang berbeda
i)
Penentuan Fasilitas-fasilitas
Terminal Penumpang
Yang perlu disediakan pada
suatu terrminal penumpang dapat diperkirakan dengan menggunakan bermacam-macam cara.
A.
Kerb Keberangkatan (Departure
Kerb)
B. Anjungan Keberangkatan (Departuses Concourse)
C. Tempat Check In
D. Area
Antrean untuk Check In
E. Pemeriksaan Paspor Keberangkatan (Pasport Control)
F. Tempat Menunggu untuk Keberangkatan (Departure lounge)
G.
Pemeriksaan Keamanan (Security Check)
H. Ruang
Tunggu (Gate Hold Room)
I. Pemeriksaan Kesehatan Kedatangan (Arrival Health Check)
J. Pemeriksaan
Paspor Kedatangan (Pasport Control
Arrival)
K. Area Antrian
Pemeriksaan Pasport Keberangkatan
L. Area Pengambilan Bagasi
M. Pemeriksaan Pabean untuk Kedatangan
N. Area Antrean Pemeriksaan Pabean
O. Jumlah Alat Pengambilan Bagasi
P. Anjungan Kedatangan
Q. Kerb Kedatangan
D. Jalan masuk dan parkir kendaraan (13/2/’13)
·
Jalan Masuk Bandar Udara
Jalan masuk ke Bandara bukan saja diperlukan oleh
penumpang pesawat, tetapi juga oleh pemakai jalan lain seperti karyawan,
pengunjung, truk pengangkut barang dan kegiatan yang berhubungan dengan Bandara.
Data menunjukkan mobil pribadi adalah kendaran terbanyak yang masuk ke bandara,
termasuk didalamnya penumpang dan karyawan, hal ini akan terus berlanjut dimasa
depan meskipun telah tersedia angkutan masal.
Langkah awal untuk memperkirakan lalu lintas darat oleh
penumpang pesawat adalah ramalan perjalanan udara dimasa depan, sehingga
diperlukan ramalan distribusi harian dari jumlah penumpang pada jam sibuk
setiap hari. Kemudian memperkirakan jumlah mobil pribadi, taxi, bus, minibus
dan angkutan masal. Dari data-data diatas maka dapat ditentukan / direncanakan dimensi jalan
masuk ke Bandara sesuai dengan standar Bina Marga
·
Parkir Kendaraan
Tersedianya parkir kendaraan sangat penting bagi
Bandara walaupun angkutan umum akan dikembangkan, namun pemakaian mobil pribadi
tetap merupakan hal yang penting dimasa datang. Pertimbangan utama untuk
menentukan lokasi parkir adalah jarak jalan kaki sedekat mungkin ke Terminal.
Lapangan parkir di Bandara digunakan oleh :
a. Penumpang pesawat
b. Pengunjung yang menemani penumpang
c. Pengunjung Bandara untuk
rekreasi
d. Taxi, Minibus, persewaan
mobil
e. Orang yang berkepentingan
di Bandara
f. Karyawan Bandara ( sebaiknya disendirikan )
ijin ambil gan
ReplyDeleteijin copy ya buat bahan kuliah
ReplyDeletetrimakasih atas ilmunya :)
semoga makin baik ke depannya
sangatlah bermanfaat...
ReplyDeleteijin kopi ya?
semoga makin ok
Yg sudah ahli di bidang apron bisa wa saya 085536891050
ReplyDeletepermisi kak, mau nanya. kira-kira jenis dinding yang dipake di bandara pd umumnya (misal bandara soetta) itu apa ya kak? terima kasih banyak kak, maaf agak oot.
ReplyDeleteKepada Yth.
ReplyDeleteBagian Ekspor - Import & Domestics
Dengan Hormat,
Perkenalkan kami dari PT.MEGATON SAMUDERA ASIA International Freight Forwarding, melayani pengirimam dengan pembelian EX WORKS, FOB, C&F, CIF, dari seluruh Negara dan service yang kami tawarkan sebagai berikut :
Ø Sea and Air Cargo Service
Ø Customs Clearance Service
Ø International Courier Services
Ø Jasa Import Door To Door
Ø Import Borongan Mesin Bekas
Ø Undername Import KUOTA SPI Biji Plastik
Ø Undername Import KUOTA SPI Besi & Baja
Ø Borongan ( All-In )
Ø Undername (Penyewaan Consegnee)
Demikianlah Penawaran Jasa ini kami ajukan Kepada Perusahan yang Bpak/Ibu Pinpin Semoga terjalin kerjasama dengan Baik Untuk yang akan datang, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
PT.MEGATON SAMUDERA ASIA Jasa Forwarder Import , Jasa Import Door to Door dan sewa Undername Perusahaan
Gedung Pembina Graha Lt. 02 Room. 221
Jl.D.I Penjaitan No.45 Rawa Bunga Jakarta 13350
Contact :
Tlp : +62 21 – 8591 7799
Fax : +62 21 – 2232 6705
Web : www.importundername.com
Web : www.msalogistics.co.id
Web : www.undernameimport.com
Web : www.profesionalcustoms.com
BP. ZAIN
Hp.Wa 08124888854
Hp.Wa 08122223856
wah bermanfaat sekali. ijin share ya gan. thanks
ReplyDelete