5.1 LATAR BELAKANG
Manusia harus selalu memperhitungkan perbedaan
tinggi, pelbagai tingkat disambungkan satu sama lain dengan tangga. Kecuali tangga dapat juga
dapat dipergunakan bentuk sambungan yang lain seperti jalan tanjak, lift,
eskalator atau besi panjat. Lift atau eskalator tidak boleh diterapkan tanpa
terdapat tangga biasa /
tangga darurat
Perbedaan tinggi pada umumnya disebabkan oleh :
- Sifat berbukit-bukitnya tanah
- Pelbagai tingkat dalam bangunan
- Bangunan yang dibuat untuk mencapai suatu ketinggian
Kecuali syarat teknis tangga juga harus memenuhi
syarat estetika tertentu sesuai dengan bangunan yang bersangkutan
5.2 DEFINISI
Beberapa bentuk penghubung
adalah :
a. Jalan tanjak
Adalah suatu bentuk tanjakan yang dipergunakan untuk
angkutan beroda, disini lerengnya biasanya tidak terjal. Beberapa contoh
diketemukan dalam gang yang menanjak dalam pusat revalidasi, jalan kendaraan
dalam garasi parkir dengan belbagai tingkat, stasiun dan pada bangunan umum
baru untuk dapat dimasuki oleh kereta penderita cacat
b.
Tangga biasa
Adalah suatu bentuk penghubung dalam suatu rumah
tangga yang dipasang dan dapat dipindah pindahkan.
c.
Lift
Adalah suatu alat pengangkut yang digerakkan
vertikal secara mekanis yang terdapat dalam bangunan rumah dan bangunan tempat
pelayanan umum yang tinggi dengan lebih dari 4 (empat) tingkat
d.
Eskalator ( Tangga
berjalan )
Adalah suatu bentuk antara lift dan tangga yang
terdiri dari sebuah tangga yang digerakkan mekanis yang banyak terdapat dalam
toko serba ada dan bangunan umum
e.
Besi panjat
Adalah sengkang baja yang dipasang dalam jarak
tertentu satu sama lain dalam tembok antara lain diterapkan pada cerobong
f.
f Tangga biasa
Adalah suatu alat atau Konstruksi tertentu yang
dapat dipergunakan sebagi penghubung antara lantai yang berbeda dan merupakan
suatu sambungan yang dapat dilalui
sebagai antar tingkat suatu bangunan
Adalah bentuk penghubung dalam suatu rumah tangga yang
dipasang dan dapat dipindah-pindahkan
5.3 LETAK POSISI TANGGA
Dalam bangunan umum tangga utama lebih disukai
letaknya pada daerah pusat bangunan atau seberapa dekat pintu. Dalam memilih
tempat harus pula dipikirkan adanya penerangan yang baik, seberapa mungkin
penerangan cahaya
langit yang baik.
Penerangan buatan dekat tangga dalam rumah harus dilayani dengan menggunakan
saklar silang
Terdapat beberapa contoh penempatan tangga antara
lain :
a.
Dalam bangunan besar, pada
setiap tingkat sebuah tangga harus dapat dicapai dalam jarak 30 mm baik tangga
layanan maupun tangga bahaya kebakaran
b.
Untuk menghemat ruangan dalam
bangunan tangga bahaya kebakaran kadang-kadang ditempatkan diluar sepanjang
muka gedung pelaksanaannya dapat tangga dari bordes beton maupun tangga kurung
baja yang sederhana
c.
Apabila sebuah bangunan
terdiri dari dari beberapa tingkat maka tangga utama lebih disukai untuk
ditempatkan yang satu pada sebelah atas dan yang lain pada apa yang dinamakan
ruangan tempat tangga
5.4 SYARAT TANGGA
Syarat yang harus dipenuhi oleh tangga dan ruangan
tempat tangga adalah sbb:
·
Tangga harus fungsional
Semakin banyak manusia harus menggunakan tangga
maka syarat baik yang mengenai ukuran maupun yang mengenai perapihan tangga menjadi
lebih tinggi
Lebar untuk 1 orang adalah kurang lebih 620 mm
Lebar untuk 1 orang dengan anak kurang lebih 1000
mm
Lebar untuk 1 orang dengan bagasi kurang lebih 850
mm
Lebar untuk 2 orang adalah 1200 – 1300 mm
Lebar untuk 3 orang adalah 1800 – 1900 mm
Lebar untuk pengangkutan orang sakit dsb. 1200 –
1300 mm
·
Jenjang anak tangga (optrede) dan sela anak tangga
(aantrede)
Lereng / sudut suatu tangga tergantung dari
perbandingan antara optrede dan aantrede. Dalam menentukan optrede dan aantrede
lalu lintas yang menggunakan tangga ikut menentukan yaitu anak, orang dewasa
dan orang berusia lanjut
Rumus yang biasa digunakan :
1
x optrede + aantrede = 630 mm
Sekarang juga dikenal rumus :
2
x Optrede + Aantrede = 810 mm
(tangga dengan lereng yang landai)
·
Sudut lereng
Tangga yang dapat dilalui dengan baik dan paling nyaman
ternyata mempunyai sudut lereng antara 41 – 42°
·
Tonjolan muka
Sebuah tonjolan muka merupakan suatu pelebaran
pijakan anak tangga dan menambah sifat dapat dilalui. Apabila tangga sudah
mempunyai BORDES, maka panjang bordes ini sedikitnya harus sama dengan lebar
tangga. Sebuah bordes menjadi lebih baik untuk dilalui apabila panjangnya sama dengan
aantrede ditambah sebuah pijakan anak tangga (± 600 mm)
·
Arah panjat
Arah panjat pada sebuah tangga ditunjukkan dalam
denah dengan panah yang menunjuk keatas (garis lintas). Untuk tangga lurus
panah ini digambar ditengah-tengah tangga, untuk semua tangga lain pada 1/3
lebar tangga dengan minimum 350 mm dihitung dari sisi terlebar dan pijakan anak
tangga
·
Bentuk utama dan tipe tangga
Bentuk tangga disesuaikan dengan ruangan atau
denah yang tersedia. Apabila karena kekurangan tempat sehingga tidak dapat
dipasang tangga biasa yang lurus maka dengan terpaksa diterapkan tangga
putar/baling-baling, bordes seperempat ruang, tangga spiral atau kombinasi
diantaranya :
a.
Tangga biasa lurus ; baik pada sebelah bawah maupun pada sebelah atas tersedia cukup ruangan
b. Tangga
biasa miring ; tangga yang menyesuaikan dengan sudut yang
dibuat oleh tembok-tembok yang mengelilinginya
c. Tangga
biasa baling tunggal ; tangga dengan bagian yang baling / putar terdapat pada sebelah bawah
d. Tangga
biasa baling tunggal ; tangga yang bagian yang baling / putar terdapat
pada sebelah atas ( kebalikan dari c )
e. Tangga baling rangkap ; tangga yang ruangan masuk dan ruangan singgah
terlampau kecil untuk penerapan tangga biasa yang lurus sehingga dibuat
melingkar.
b.
Tangga bordes 900 dengan bordes antara
; tangga yang mempunyai ruangan
terlampaui kecil untuk tangga yang lurus sehingga dibuat arah menyudut 900 dan ditempatkan tangga kecil
pada sebelah atas bordes
g. Tangga
bordes dengan dua bordes antara 1800 ; tangga yang mempunyai arah lurus dengan 2 bordes
yang terdapat lebar yang cukup untuk membuat tangga pendek antara bordes-bordes
h. Tangga
bordes 1800 ; tangga yang banyak diterapkan dalam ruangan tempat tangga alam sejumlah
tangga bertingkat dimana tangga terpasang yang satu pada sebelah atas yang lain
i. Tangga
biasa dengan belokan seperempat bawah ; tangga dengan hanya dapat dilalui dengan bantuan sebuah
belokan seperempat bawah
j. Tangga biasa dengan
belokan seperempat atas
; tangga dengan
hanya dapat dilalui dengan bantuan sebuah belokan seperempat atas
k. Tangga biasa
dengan belokan seperempat
antara ; tangga dengan hanya mempunyai ruangan yang cukup
baik pada sisi bawah maupun pada sisi atas dengan bantuan belokan seperempat
antara
q. Tangga
spiral bulat dengan putaran penuh (3600) ; Tangga yang digunakan sebagai tangga bahaya
kebakaran, kalau perlu diperlengkapi dengan bordes istirahat terdapat yang satu
sebelah atas yang lain dalam denah yang sama
·
Macam-macam bahan tangga
a. Tangga
kayu
b. Tangga
dari bahan berbatu
c. Tangga
baja
d. Tangga
beton
e. Kombinasi
berbagai bahan
Pemilihan baham tergantung dari fungsi dan ukuran
bangunan, kebanyakan untuk suatu rumah dibuat tangga dari kayu karena disamping
murah juga pembuatannya yang sederhana, untuk bangunan umum dibuat dari bahan
beton karena tahan terhadap kebakaran, sedang tangga dari baja lebih banyak
terdapat sebagai tangga darurat yang ditempatkan pada sebelah luar bangunan
atau sebagai tangga layanan dalam pabrik atau bengkel. Konstrusi baja dan kayu
sering diterapkan sebagai sebuah tangga baja dengan pijakan anak tangga tutup
dari kayu.
No comments:
Post a Comment