Wednesday, 4 March 2015

TANGGA


5.1 LATAR BELAKANG
Manusia harus selalu memperhitungkan perbedaan tinggi, pelbagai tingkat disambungkan satu sama lain dengan tangga. Kecuali tangga dapat juga dapat dipergunakan bentuk sambungan yang lain seperti jalan tanjak, lift, eskalator atau besi panjat. Lift atau eskalator tidak boleh diterapkan tanpa terdapat tangga biasa / tangga darurat  
Perbedaan tinggi pada umumnya disebabkan oleh :
  1. Sifat berbukit-bukitnya tanah
  2. Pelbagai tingkat dalam bangunan
  3. Bangunan yang dibuat untuk mencapai suatu ketinggian  
Kecuali syarat teknis tangga juga harus memenuhi syarat estetika tertentu sesuai dengan bangunan yang bersangkutan
5.2 DEFINISI
Beberapa bentuk penghubung adalah :
                         a.   Jalan tanjak
Adalah suatu bentuk tanjakan yang dipergunakan untuk angkutan beroda, disini lerengnya biasanya tidak terjal. Beberapa contoh diketemukan dalam gang yang menanjak dalam pusat revalidasi, jalan kendaraan dalam garasi parkir dengan belbagai tingkat, stasiun dan pada bangunan umum baru untuk dapat dimasuki oleh kereta penderita cacat
  
b.   Tangga biasa
Adalah suatu bentuk penghubung dalam suatu rumah tangga yang dipasang dan dapat dipindah pindahkan.

c.   Lift
Adalah suatu alat pengangkut yang digerakkan vertikal secara mekanis yang terdapat dalam bangunan rumah dan bangunan tempat pelayanan umum yang tinggi dengan lebih dari 4 (empat) tingkat
                            
d.   Eskalator  ( Tangga berjalan )
Adalah suatu bentuk antara lift dan tangga yang terdiri dari sebuah tangga yang digerakkan mekanis yang banyak terdapat dalam toko serba ada dan bangunan umum

e.   Besi panjat
Adalah sengkang baja yang dipasang dalam jarak tertentu satu sama lain dalam tembok antara lain diterapkan pada cerobong




f.                                                                        f    Tangga biasa
Adalah suatu alat atau Konstruksi tertentu yang dapat dipergunakan sebagi penghubung antara lantai yang berbeda dan merupakan suatu sambungan yang dapat dilalui  sebagai antar tingkat suatu bangunan
Adalah bentuk penghubung dalam suatu rumah tangga yang dipasang dan dapat dipindah-pindahkan

5.3 LETAK POSISI TANGGA
Dalam bangunan umum tangga utama lebih disukai letaknya pada daerah pusat bangunan atau seberapa dekat pintu. Dalam memilih tempat harus pula dipikirkan adanya penerangan yang baik, seberapa mungkin penerangan cahaya                                       langit yang baik. Penerangan buatan dekat tangga dalam rumah harus dilayani dengan menggunakan saklar silang
Terdapat beberapa contoh penempatan tangga antara lain :
a.      Dalam bangunan besar, pada setiap tingkat sebuah tangga harus dapat dicapai dalam jarak 30 mm baik tangga layanan maupun tangga bahaya kebakaran
b.      Untuk menghemat ruangan dalam bangunan tangga bahaya kebakaran kadang-kadang ditempatkan diluar sepanjang muka gedung pelaksanaannya dapat tangga dari bordes beton maupun tangga kurung baja yang sederhana
c.      Apabila sebuah bangunan terdiri dari dari beberapa tingkat maka tangga utama lebih disukai untuk ditempatkan yang satu pada sebelah atas dan yang lain pada apa yang dinamakan ruangan tempat tangga

5.4 SYARAT TANGGA
Syarat yang harus dipenuhi oleh tangga dan ruangan tempat tangga adalah sbb:
·         Tangga harus fungsional
Semakin banyak manusia harus menggunakan tangga maka syarat baik yang mengenai ukuran maupun yang mengenai perapihan tangga menjadi lebih tinggi
Lebar untuk 1 orang adalah kurang lebih 620 mm
Lebar untuk 1 orang dengan anak kurang lebih 1000 mm
Lebar untuk 1 orang dengan bagasi kurang lebih 850 mm
Lebar untuk 2 orang adalah 1200 – 1300 mm
Lebar untuk 3 orang adalah 1800 – 1900 mm
Lebar untuk pengangkutan orang sakit dsb. 1200 – 1300 mm
·         Jenjang anak tangga (optrede) dan sela anak tangga (aantrede)
Lereng / sudut suatu tangga tergantung dari perbandingan antara optrede dan aantrede. Dalam menentukan optrede dan aantrede lalu lintas yang menggunakan tangga ikut menentukan yaitu anak, orang dewasa dan orang berusia lanjut
Rumus yang biasa digunakan :
1   x optrede + aantrede = 630 mm
                     
Sekarang juga dikenal rumus :
2               x Optrede + Aantrede = 810 mm (tangga dengan lereng yang landai)
                                                                                                                              

·         Sudut lereng
Tangga yang dapat dilalui dengan baik dan paling nyaman ternyata mempunyai sudut lereng antara 41 – 42°
·         Tonjolan muka
Sebuah tonjolan muka merupakan suatu pelebaran pijakan anak tangga dan menambah sifat dapat dilalui. Apabila tangga sudah mempunyai BORDES, maka panjang bordes ini sedikitnya harus sama dengan lebar tangga. Sebuah bordes menjadi lebih baik untuk dilalui apabila panjangnya sama dengan aantrede ditambah sebuah pijakan anak tangga (± 600 mm)  

·         Arah panjat
Arah panjat pada sebuah tangga ditunjukkan dalam denah dengan panah yang menunjuk keatas (garis lintas). Untuk tangga lurus panah ini digambar ditengah-tengah tangga, untuk semua tangga lain pada 1/3 lebar tangga dengan minimum 350 mm dihitung dari sisi terlebar dan pijakan anak tangga
                                                                                                  
·         Bentuk utama dan tipe tangga
Bentuk tangga disesuaikan dengan ruangan atau denah yang tersedia. Apabila karena kekurangan tempat sehingga tidak dapat dipasang tangga biasa yang lurus maka dengan terpaksa diterapkan tangga putar/baling-baling, bordes seperempat ruang, tangga spiral atau kombinasi diantaranya :
a.    Tangga biasa lurus ; baik pada sebelah bawah maupun pada  sebelah atas tersedia cukup ruangan

b.  Tangga biasa miring ;  tangga yang menyesuaikan dengan sudut yang dibuat oleh tembok-tembok yang mengelilinginya


c.  Tangga biasa baling tunggal ; tangga dengan bagian yang baling / putar terdapat pada sebelah bawah


d.  Tangga biasa  baling tunggal ; tangga yang bagian yang baling / putar terdapat pada sebelah atas ( kebalikan dari c )

e. Tangga baling rangkap ; tangga yang ruangan masuk dan ruangan singgah terlampau kecil untuk penerapan tangga biasa yang lurus sehingga dibuat melingkar.


b.    Tangga bordes 900 dengan bordes antara ; tangga yang mempunyai ruangan terlampaui kecil untuk tangga yang lurus sehingga dibuat arah menyudut 900 dan ditempatkan tangga kecil pada sebelah atas bordes

g.  Tangga bordes dengan dua bordes antara 1800 ; tangga yang mempunyai arah lurus dengan 2 bordes yang terdapat lebar yang cukup untuk membuat tangga pendek antara bordes-bordes

h.  Tangga bordes 1800 ; tangga yang banyak diterapkan dalam ruangan tempat tangga alam sejumlah tangga bertingkat dimana tangga terpasang yang satu pada sebelah atas yang lain

i.  Tangga biasa dengan belokan seperempat bawah ; tangga dengan hanya dapat dilalui dengan bantuan sebuah belokan seperempat bawah


j.   Tangga  biasa  dengan  belokan  seperempat  atas  ;  tangga dengan hanya dapat dilalui dengan bantuan sebuah belokan seperempat atas

k.   Tangga  biasa  dengan  belokan  seperempat  antara ; tangga dengan hanya mempunyai ruangan yang cukup baik pada sisi bawah maupun pada sisi atas dengan bantuan belokan seperempat antara

q.  Tangga spiral bulat dengan putaran penuh (3600) ; Tangga yang digunakan sebagai tangga bahaya kebakaran, kalau perlu diperlengkapi dengan bordes istirahat terdapat yang satu sebelah atas yang lain dalam denah yang sama
·         Macam-macam bahan tangga
a.  Tangga kayu
b.  Tangga dari bahan berbatu
c.  Tangga baja
d.  Tangga beton
e.  Kombinasi berbagai bahan
Pemilihan baham tergantung dari fungsi dan ukuran bangunan, kebanyakan untuk suatu rumah dibuat tangga dari kayu karena disamping murah juga pembuatannya yang sederhana, untuk bangunan umum dibuat dari bahan beton karena tahan terhadap kebakaran, sedang tangga dari baja lebih banyak terdapat sebagai tangga darurat yang ditempatkan pada sebelah luar bangunan atau sebagai tangga layanan dalam pabrik atau bengkel. Konstrusi baja dan kayu sering diterapkan sebagai sebuah tangga baja dengan pijakan anak tangga tutup dari kayu.  



No comments:

Post a Comment